Cara Sewa Mobil Lombok dan Tips Booking Mudah
August 2, 2025MotoGP Mandalika 2025 – Panduan Lengkap Event Balap Motor Dunia di Lombok
August 2, 202512 Macam Jajanan Tradisional Khas Lombok yang Lezat dan Sarat Makna
Pulau Lombok, yang terletak di Nusa Tenggara Barat, dikenal dengan kekayaan budaya suku Sasak dan keindahan alamnya yang memukau. Namun, satu hal yang tak kalah menarik adalah keragaman jajanan tradisional yang menggugah selera. Meskipun sederhana, jajanan khas Lombok punya rasa unik dan nilai budaya yang dalam.
Berikut ini adalah 12 macam jajanan tradisional khas Lombok, termasuk kelepon dan berbagai camilan khas yang biasa disajikan dalam upacara adat, acara keluarga, hingga pasar tradisional.
1. Kelepon Lombok – Si Manis yang Meledak di Mulut
Kelepon adalah jajanan tradisional yang sangat populer, termasuk di Lombok. Terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat dan diisi gula merah cair, lalu direbus dan digulingkan dalam parutan kelapa.
Yang membedakan kelepon Lombok adalah penggunaan gula aren lokal yang lebih pekat dan aroma pandan yang kuat. Rasanya manis, legit, dan kenyal, sangat cocok dinikmati dengan teh hangat.
2. Jaje Reket – Lengket, Legit, dan Kaya Simbolik
Jaje reket terbuat dari ketan putih yang dikukus hingga pulen, lalu disajikan dengan kelapa parut dan siraman gula merah cair. Nama “reket” berasal dari kata “rekat” yang melambangkan kekeluargaan dan kebersamaan.
Jaje ini sering disajikan dalam acara adat seperti pernikahan atau nyongkolan, sebagai simbol kerukunan dan persatuan.
3. Cerorot – Kue Kerucut dalam Balutan Daun Lontar
Cerorot merupakan jajanan khas yang unik karena bentuknya menyerupai kerucut, dibungkus daun lontar. Adonannya terdiri dari tepung beras, gula merah, dan santan. Setelah dikukus, teksturnya menjadi lembut dan manis.
Cerorot sering dijadikan sajian di upacara adat atau dijual di pasar pagi. Membukanya pun menyenangkan, karena harus diputar dari atas seperti membuka tutup botol.
4. Putri Mandi – Cantik, Lembut, dan Manis
Putri mandi adalah bola-bola ketan berwarna-warni yang diisi unti kelapa (kelapa parut manis), lalu disiram kuah santan. Warnanya yang cerah—hijau, merah muda, kuning—membuatnya tampak menarik dan menggoda.
Di Lombok, kue ini tidak hanya disukai anak-anak tapi juga orang dewasa. Dinamakan “putri mandi” karena tampilannya seperti putri yang dimandikan dalam santan.
5. Jaje Tujak – Cita Rasa dari Tumbukan Ketan
Jaje tujak dibuat dari ketan putih yang ditumbuk halus, lalu dicetak padat. Biasanya disajikan dengan sambal kelapa atau parutan kelapa yang diberi garam dan gula. Rasanya gurih-manis dan teksturnya kenyal.
Jaje ini biasa dibuat beramai-ramai dalam acara gotong royong, menunjukkan nilai kebersamaan dalam budaya Sasak.
6. Kue Bantal – Bentuk Unik, Rasa Mengenyangkan
Sesuai namanya, kue bantal memiliki bentuk seperti bantal kecil. Terbuat dari ketan putih yang diisi pisang raja atau kacang tanah manis, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus.
Aroma daun pisang memberikan sentuhan khas. Camilan ini biasa dijadikan bekal perjalanan atau suguhan di acara syukuran.
7. Kue Abuk – Kue Kukus Beraroma Kelapa
Kue abuk terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan gula merah. Dibungkus daun pisang dan dikukus, kue ini memiliki rasa manis-gurih yang lumer di mulut.
Biasanya dijual di pagi hari sebagai sarapan ringan. Kue ini sederhana namun sangat memuaskan.
8. Sagon Lombok – Camilan Tradisional yang Renyah
Sagon adalah jajanan kering khas Lombok yang dibuat dari kelapa parut, tepung ketan, dan gula. Adonan ini dibentuk bulat pipih dan dipanggang hingga renyah. Rasanya manis dan gurih, cocok sebagai teman ngopi.
Sagon sering dijadikan oleh-oleh karena tahan lama dan tidak mudah basi.
9. Timus – Kelezatan Ubi dalam Balutan Goreng
Timus adalah jajanan dari ubi jalar yang dihaluskan, diberi sedikit tepung dan gula, lalu digoreng. Bagian luar timus renyah, namun dalamnya lembut dan manis alami.
Di Lombok, timus biasa dijajakan oleh pedagang keliling di sore hari. Rasanya sederhana tapi bikin ketagihan.
10. Serabi Lombok – Klasik, Lembut, dan Wangi
Serabi Lombok terbuat dari tepung beras dan santan, dipanggang di atas tungku tanah liat. Disajikan dengan kuah kinca (gula merah cair) atau santan gurih.
Tekstur serabi lembut di tengah dan renyah di pinggir. Biasanya dijual di pasar pagi dan disantap sebagai sarapan atau cemilan sore.
11. Kolang-Kaling Lombok – Segar, Manis, dan Tradisional
Kolang-kaling di Lombok diolah menjadi minuman segar dengan sirup gula aren, santan, dan es batu. Kadang ditambahkan daun pandan untuk aroma. Disajikan saat bulan puasa atau acara keluarga.
Tekstur kolang-kaling yang kenyal dan rasa manis gurihnya sangat menyegarkan saat cuaca panas.
12. Jaje Uli – Ketannya Tradisional, Rasanya Tak Tertandingi
Jaje uli dibuat dari ketan putih yang dibakar di atas daun pisang. Teksturnya kenyal dan aromanya khas. Biasanya disajikan dengan sambal kelapa pedas atau gula merah cair.
Dalam budaya Sasak, jaje uli melambangkan kekompakan. Kue ini sering dibuat saat panen atau acara adat sebagai tanda syukur.
Kekayaan Kuliner yang Perlu Dilestarikan
Jajanan tradisional Lombok bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang identitas budaya. Setiap kue punya kisah—tentang gotong royong, tentang syukuran, tentang kebersamaan. Sayangnya, banyak jajanan ini mulai jarang ditemui, tergeser oleh makanan instan dan modern.
Peran generasi muda sangat penting untuk menjaga kelestarian jajanan ini. Bisa dimulai dari belajar membuatnya, mempromosikan lewat media sosial, atau menghadirkan di acara keluarga. Selain itu, pemerintah daerah dan pelaku pariwisata juga dapat mengangkat jajanan ini sebagai daya tarik wisata kuliner.
Penutup: Cita Rasa Lombok yang Tak Terlupakan
Mencicipi jajanan tradisional khas Lombok adalah salah satu cara terbaik untuk mengenal jati diri pulau ini. Di balik kelepon yang meledak di mulut, jaje tujak yang ditumbuk dengan tenaga bersama, atau serabi yang dipanggang perlahan, ada cerita tentang kehidupan, adat, dan cinta akan tradisi.
Jadi, saat kamu berkunjung ke Lombok, jangan hanya menikmati pantai atau pegunungan—luangkan waktu untuk menyantap jajanan lokal yang sarat makna. Karena rasa tak hanya soal lidah, tapi juga tentang kenangan dan nilai-nilai yang dijaga dari generasi ke generasi.